May 14, 2007

|+ Bunuh diri, mengapa terjadi ...?

Salah satu belas kasih Allah
subhanahu wata'ala terhadap orang-orang
shalih yakni Allah subhanahu wata'ala
memberikan kepada mereka dua
kebahagiaan; Kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dan perlu kita ketahui bahwa rasa
bosan hidup yang Allah berikan kepada
orang yang banyak melakukan
maksiat, atau mencari kebahagian bukan
dengan cara yang Dia ridhai, akan
menjadikan sempit kehidupan dunia mereka
sehingga mereka merasa terus
tertekan. Maka orang yang demikian ini
meskipun berada dalam kehidupan yang
glamour dan penuh gemerlap, namun senantiasa
merasa tersiksa hidupnya.
Mengapa demikian?


Mengapa mereka yang banyak menikmati
musik, mengunjungi tempat-tempat
"hiburan" (baca maksiat), meminum khamer,
melihat yang haram dan lain
sebagainya, hanya menikmati itu dalam sesaat
lalu setelah itu berubah
menjadi kesempitan, kegalauan dan kesedihan?


Jawabannya yakni karena Allah subhanahu
wata'ala menciptakan manusia
untuk satu tugas, yang tidak akan mungkin
kehidupan menjadi lurus jika
dia melupakan tugas itu dan sibuk dengan
selainnya. Tugas itu tidak lain
adalah beribadah, sebagaimana firman-Nya,
artinya,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka
menyembah-Ku." (QS. adz-Dzariyat:56)


Jika seseorang menggunakan jasad dan
ruhnya untuk sesuatu yang
bertetangan dengan tujuan dari penciptaannya
maka kehidupan akan menjadi
berantakan. Sebagai contoh, ketika seseorang
sedang berjalan kaki, lalu
sandalnya tiba-tiba putus, kemudian dia
mengatakan, "Tidak apa-apa saya
menggunakan peci saya untuk alas kaki.
Lalu dia berjalan dengan alas peci
tersebut. Maka orang yang melihatnya
tentu akan mengatakan sebagai orang
gila, karena peci adalah untuk tutup
kepala bukan untuk alas kaki.
Demikian pula ketika seseorang ingin
menulis tidak menggunakan pena, namun
menggunakan sepatu misalnya, maka
jelas tidak akan dapat menulis
dengannya.

Demikian pula manusia, dia diciptakan
untuk beribadah dan melakukan
ketaatan kepada Allah subhanahu wata'ala.
Maka barang siapa yang
menggunakan hidupnya bukan untuk fungsi
itu dia akan celaka dan sengsara. Jika
anda memperhatikan kondisi suatu masyarakat
atau bangsa yang
kehidupannya bukan untuk beribadah kepada
Allah subhanahu wata'ala, maka akan anda
dapati mereka dalam keadaan rusak. Sehingga
tidaklah mengherankan jika
terlontar pertanyaan, "Mengapa tingkat
kasus bunuh diri di negara yang
menggunkan sistem kebebasan sangat tinggi?
Mengapa di Amerika terjadi
lebih dari dua puluh lima ribu kasus bunuh
diri setiap tahunnya?
Demikian pula kasus yang terjadi di
Inggris, Peracis, Swedia dan lain-lain?
Mengapa mereka bunuh diri? Apakah mereka
tidak mendapati khamer secara
bebas untuk diminum? Tidak, bahkan khamer
dan minuman sejenis amatlah
banyak di sembarang tempat. Apakah tidak
ada negeri-negeri tempat
melancong? Bahkan amat banyak negeri-negeri
yang luas tempat mereka
bersenang-senang. Lalu apakah mereka tidak
diberi kebebasan untuk ini dan itu,
apakah mereka dilarang berzina? Apakah tidak ada sarana hiburan,
tempat-tempat permainan dan sejenisnya?

Tidak sama sekali! Bahkan mereka melakukan
apa saja yang mereka
inginkan. Hidup dengan berbagai kesenangan
dunia dan kehidupan seksual bebas,
dan hal itu selalu ada di depan mata mereka.
Jika demikian, mengapa
mereka bunuh diri, mengapa mereka bosan hidup,
mengapa mereka memilih mati
dan meninggalkan khamer, zina dan segala
permainan hidup?

Jawabannya sangatlah sederhana,
yaitu sebagaimana difirmankan Allah
subhanahu wata'ala, artinya,
"Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada
hari Kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)

Mereka selalu mendapatkan kesempitan
hidup saat kedatangan dan
kepergian mereka, dalam safar dan
mukimnya mereka, ketika makan dan minum,
tatkala berdiri dan duduk, selalu
menyertai dalam tidur dan bangunnya dan
dalam seluruh kehidupan mereka hingga mati.

Barangsiapa yang berpaling dari Allah
subhanahu wata'ala dan
peringatan-Nya, maka Allah akan memasukkan
rasa ketakutan dan kesedihan di dalam
hatinya. Dia berfirman, artinya,
"Akan Kami masukkan ke dalam hati
orang-orang kafir rasa takut,
disebabkan mereka menyekutukan Allah
dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak
menurunkan keterangan tentang itu.
Tempat kembali mereka ialah neraka;
dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal
orang-orang yang zalim".
(QS. 3:151)

Sedangkan orang yang mengenal Rabbnya,
selalu menghadap kepada-Nya
dengan sepenuh hati maka mereka mendapatkan
kebahagiaan. Allah subhanahu
wata'ala berfirman, artinya,
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami berikan balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. 16:97)

Seorang Syaikh mengisahkan, "Aku pernah
pergi berobat ke Inggris, dan
aku masuk ke salah satu rumah sakit
ternama yang ada di sana. Pasien
yang masuk ke rumah sakit ini adalah
orang-orang besar, pejabat tinggi dan
para menteri. Ketika seorang dokter
masuk ke ruanganku dan melihat
penampilanku, dia berkata, "Anda
seorang muslim? Aku menjawab, "Ya!" Dia
lalu berkata, "Ada satu problem yang
membuatku bingung setelah aku
mengenal diriku, apakah mungkin anda
mendengarkan apa yang saya alami? Aku
jawab, "Tentu!

Dia lalu memulai ceritanya," Aku memiliki
harta yang melimpah,
pekerjaan yang sangat mapan, ijazah yang
tinggi, dan aku telah mencoba seluruh
kesenangan hidup, aku meminum berbagai
jenis minuman keras, melakukan
perzinaan dan seks bebas, pergi
melancong ke negara ini dan itu. Akan
tetapi mengapa aku selalu merasakan
kesempitan hidup dan bosan dengan
berbagai kesenangan itu? Aku telah
berkali-kali mendatangi psikolog dan
bahkan beberapa kali aku ingin mencoba
bunuh diri, barangkali dengan itu
aku mendapatkan kehidupan lain yang di
sana tidak ada lagi kejenuhan
dan kesempitan. Apakah anda tidak
merasakan kejenuhan dan kesempitan di
dalam hidup ini?" Aku katakan kepadanya,
"Tidak, bahkan aku terus
merasakan kebahagiaan, dan aku akan
tunjukkan kepada anda jalan keluar
dari
masalah yang sedang anda hadapi,
tetapi tolong jawab dulu pertanyaan
saya!

"Jika anda ingin memuaskan mata anda
maka apa yang anda lakukan? Dia
menjawab, "Aku melihat wanita cantik
dan pemandangan yang indah." Aku
bertanya lagi, "Jika anda ingin memuaskan
telinga anda maka apa yang anda
lakukan? Dia berkata, "Aku mendengarkan
musik yang merdu." Aku bertanya
lagi, "Jika yang ingin anda puaskan
adalah penciuman hidung maka apa
yang anda lakukan? Dia lalu menjawab,
"Aku mencium parfum atau pergi ke
taman (untuk mencium bunga)."

Aku lalu berkata kepadanya, "Baiklah.
sekarang saya bertanya, "Ketika
anda ingin memuaskan mata, mengapa anda
tidak mendengarkan musik saja?"
Maka dia pun terheran-heran dan berkata,
"Tidak mungkin, karena musik
adalah khusus untuk dinikmati telinga.
" Lalu aku bertanya lagi, "Dan
ketika anda ingin memuaskan penciuman
hidung mengapa anda tidak melihat
pemadangan yang indah?" Dia semakin
heran dengan pertanyaanku, lalu
berkata, "Tidak mungkin karena melihat
pemandangan adalah untuk memuaskan
mata."

Aku pun berkata, "Baik, kini aku telah
sampai kepada apa yang aku
inginkan dari diri anda. "Apakah anda
merasakan jenuh di mata anda? Dia
menjawab, "Tidak! Lalu apakah anda
merasakannya di telinga anda, di hidung,
mulut dan kemaluan anda? Dia menjawab,
"Tidak, tetapi aku merasakan itu
di dalam hatiku, di dalam dadaku.
" Aku berkata, "Anda merasakan
kesempitan itu di dalam hati anda,
padahal hati juga membutuhkan kepuasan
tersendiri yang tidak akan mungkin
dipenuhi dengan cara memuaskan anggota
badan selainnya. Maka anda harus
mengetahui apa saja yang dapat
memberikan kepuasan hati (batin).
Karena dengan mendengarkan musik,
meminum
khamer, memandang dan berzina yang
anda lakukan itu tidak akan mungkin
dapat memuaskan hati anda."

Orang tersebut keheranan lalu
berkata, "Anda benar, lalu bagaimanakah
cara untuk memuaskan hatiku?
" Aku katakan, "Dengan bersaksi
bahwa tidak
ada sesembahan yang hak selain
Allah dan bahwa Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam adalah utusan
Allah, dan anda bersujud di hadapan Allah
yang menciptakan, anda mengadukan
segenap kesedihan hanya kepada Allah
subhanahu wata'ala. Dan dengan
itu anda akan merasakan kehidupan yang
lapang, penuh ketenangan dan
kebahagiaan." Dia lalu
mengangguk-anggukkan
kepalanya seraya berkata,
"Berikan kepadaku buku
tentang Islam dan
berdoalah untukku, aku
akan masuk Islam," tambahnya.

Maka aku pun menyelesaikan
pengobatanku di sana, lalu
setelah itu
pulang kembali ke negeriku.
Dan aku berharap orang itu
benar-benar masuk
Islam setelah itu. Benarlah
firman Allah subhanahu wata'ala,
artinya,
"Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman. Katakanlah, "Dengan
karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira.
Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih
baik dari apa yang mereka
kumpulkan". (QS. Yunus :57-58)

Sumber: "Hal tabhatsu 'an wadzifah," hal 31-35,
Dr. Muhammad bin Abdur
Rahman al-'Arifi [Ibn Djawari]

alsofwah.or.id

|+ Ku merindui mu ...

Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya.
Mereka berkumpul mengelilingi beliau. Rasul bertanya :
"Wahai para sahabat. Hari ini, aku tawarkan kepada kalian.
Barang siapa di antara kalian pernah aku sakiti.
Maka sekaranglah saatnya kalian mengqishash diriku".
Para sahabat hening, tak ada satupun yang mampu bersuara...

Rasul mengulangi lagi perkataannya
"Wahai sahabat, kalau kalian pernah merasa aku
sakiti silakan saatnya kalian membalasnya"
Para sahabat makin tertunduk... Menangislah mereka.
Mereka merasa sebentar lagi masa-masa indah
bersama Rasul tercinta akan berakhir.
Untuk ketiga kalinya Rasulullah berkata
"Silakan siapa yang mau mengqishash diriku......
Tiba-tiba munculah Ukasah ra.
"Saya ya Rasul...saya akan mengqishash anda ya Rasulullah.. .
" Umar langsung mencabut pedanganya sambil berkata
" Apa yang akan kamu lakukan wahai Ukasah...pedang
Umar yang akan menebas kepalamu kalau engkau
berani menyakiti Rasulullah."
Baginda yang agung tersenyum. "Biarkan Ukasah ya Umar..."

Abu Bakarpun maju sambil berkata
"Wahai Ukasah Abu Bakar dan keluarganya
yang akan menebusnya ya Ukasah" Rasulpun melarang
Abu Bakar membelanya.
Kemudian Ukasah berkata : "Pada saat
aku mengiringi Engkau berperang, cambukmu
pernah mengenai punggungku ya Rasulullah.. .
Untuk itu kali ini aku ingin mencambukmu ya Rasul....

Para sahabat terdiam menahan amarah...
akan tetapi rasul dengan tersenyum mempersilakan
Ukasah mengambil cambuknya
Tidak cukup sampai disitu...Ukasah berkata:
"Ya Rasulullah pada waktu cambukmu mengenai
kulit punggungku,pada sat itu langsung mengenai
kulit punggungku, karena tidak tertutup kain
punggungku pada waktu itu. Untuk itu, aku ingin
punggungmu di buka ya Rasulullah.
Para sahabat makin geram dengan permintaan
Ukasah. Rasul dengan tetap tersenyum sambil
membuka kain yang dikenakannya.
Pada saat punggung baginda tercinta terbuka.

Maka seketika itu juga Ukasah menubruk
punggung Rasulullah, kemudian memeluk
dan mencium punggung yang kemilau itu.
Sambil menangis sesenggukan Ukasah berkata
"Wahai Rasul Alloh...maafkan aku...aku hanya
ingin memeluk dan mencium tuibuhmu untuk
yang terakhir kalinya...dan aku ingin tetap
bersama-sama engkau ya rasul sampai di akhirat kelak.

Dan Rasulpun berkata "Do'amu insya
Alloh di kabulkan Allah wahai Ukasah"
Dalam kisah yang lain, malaikat Izrailpun
kemudian datang mengucap salam...serta
menyampaikan salam dari Alloah SWT, bahwa
Alloh rindu bertemu dengan Rasulullah.
Malaikatpun minta izin untuk mencabut ruh mulia beliau...
Jibrilpun memalingkan muka...tidak tega menyaksikannya. ...

"Ya Ayyatuhan nafsul Muthmainnah.
Irji'i ila robbiki raa dhiyatam mardhiyyah,
Fadkhuli fi 'ibadi.Wadkhuli jannati...."
Ya Rasulullah, ya habiballoh.. .
Tak pernah ku lihat wajah mu...
Ya Rasulullah, ya habiballoh.. .
kami rindu padamu......

( teh sumiati )
TPA Istiqamah Comminty of STTTelkom